Senin, 03 September 2018

FIELD RESEARCH MAHASISWA IAI TAFAQQUH FIDDIN DUMAI DI ISTANA KESULTANAN SIAK SRI INDRAPURA



Dalam memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam Asia Tenggara, mahasiswa IAI Tafaquh Fiddin Dumai melakukan Field Reaseach ke Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura. Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu 21 april 2018 .
Dalam penelitian lapangan ini di ikuti oleh 30 mahasiswa dan mahasiswi dari Fakultas Tarbiyah dari dua Program Studi, yaitu Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. Dalam penelitian ini di damping langsung oleh dosen pengampu mata kuliah dan Ketua Prodi MPI.

Dalam penelitian ini para mahasiswa di beri tugas untuk menggali data dan informasi terkait sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura dan masuknya Islam ke tanah Melayu Siak. Dalam penggalian informasi , mahasiswa di bagi menjadi 5 kelompok agar lebih mudah dan lebih akurat. Data yang di peroleh merupakan data hasil wawancara dengan nara sumber serta petugas penjaga istana dan makam selain itu juga data dokumentasi gambar peninggalan bersejarah yang masih ada di dalam istana maupun yang ada di makam.
Dari penelitian ini diharapkan mahasiswa agar selalu ingat tentang sejarah masuknya islam, perjuangan para pahlawan islam yang tidak bisa di balas dengan bermalas-malasan. Serta dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat untuk menjaga syiar islam di Indonesia khususnya dan asia tenggara umumnya.
Istana Siak
Sebuah kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau telah meninggalkan jejak yang cantik di muka bumi. Itulah Istana Siak yang berada di Kabupaten Siak, Riau. Istana ini dibangun saat kepemimpinan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889.

Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II adalah sultan ke-12 (sultan terakhir) Kesultanan Siak. Syarif merupakan anak dari Sultan Syarif Hasyim I yang merupakan sultan ke 11 Kerajaan Siak hasil pernikahan dengan permaisuri Tengku Yuk. Syarif Kasim lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember 1893 dan meninggal di Rumbai, Pekanbaru, Riau, 23 April 1968 pada umur 74 tahun.

Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin
Di Istana Siak Anda dapat melihat beragam koleksi warisan kerajaan berupa kursi singgasana yang bersepuh emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas kerajaan, tombak, payung kerajaan, patung perunggu Ratu Wihemina, serta alat musik komet yang hanya ada dua di dunia. Saat ini beberapa koleksi benda antik dari Istana Siak Sri Indrapura disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Istana Siak memiliki perpaduan arsitektur  Melayu-Arab-Eropa. Dijuluki sebagai Istana Matahari Timur dan bernama asli Assiyaratul Hasyimiah. Pada dinding istananya dihiasi keramik yang didatangkan dari Prancis. Bangunan istana ini berlantai dua, dimana di lantai bawah terbagi menjadi 6 ruangan sidang, ruang tamu kehormatan, ruang tamu untuk laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, dan ruang sidang kerajaan sekaligus ruang pesta. Sementara lantai atas meliputi 9 ruangan untuk Sultan dan ruang untuk tamu kerajaan.

Enam patung burung elang menghiasi puncak istana. Patung-patung ini melambangkan keberanian pihak istana. Sementara di bagian halaman, tersebar delapan buah senjata yang dulu digunakan sebagai pertahanan, yakni meriam. Di sisi kiri belakang istana, terdapat bangunan kecil yang dulu difungsikan sebagai penjara sementara.

Istana ini kini sekarang difungsikan sebagai perkantoran, rumah tinggal, penginapan, dan toko oleh penduduk. Istana Siak dan ratusan benda pusaka di dalamnya dikelola Yayasan Amanah Sultan Syarif Kasim dimana pengurusnya masih keturunan Sultan Siak.

Kerajaan Siak sendiri merupakan kerajaan yang berdiri lebih dari dua abad, yaitu tahun 1723 hingga 1946. Kerajaan Siak awalnya adalah pecahan dari Kerajaan Melayu yaitu antara Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) dan Sultan Suleiman yang dibantu oleh Bugis. Sultan Abdul Jalil akhirnya tersingkir dan berpindah tempat yaitu ke Johor, Bintan, Bengkalis, hingga akhirnya ke pedalaman Sungai Siak, di Buantan sekitar 10 km di hilir kota Siak Sri Indrapura sekarang. Kerajaan Siak berkali-kali berpindah ibu kota yaitu di Buantan, Mempura, Senapelan, Mempura, dan terakhir di Kota Tinggi atau Siak Sri Indrapura.

Capailah lokasi komplek indah ini dari sebelah timur Pekanbaru selama 4 jam perjalanan hingga Anda tiba di Kabupaten Siak Sri Indrapura. Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura terletak di tepi Sungai Siak yang dulu disebut Sungai Jantan. Istana Siak ini bisa dicapai lewat darat atau sungai.

Kabupaten Siak sendiri awalnya merupakan wilayah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibu kotanya Siak Sri Indrapura.
Selama berkeliling berikut ini ada tempat-tempat menarik untuk Anda hayati nilai historisnya.

Masjid Syahabuddin yang merupakan masjid kerajaan yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kasim I. Bangunan masjidnya masih mempertahankan bentuk aslinya dengan denah 21, 6 X 18, 5 m.










Makam Sultan Kasim II yang merupakan sultan terakhir yang meninggal pada 23 April 1968. Berbentuk 4 undak dari tegel dan marmer berukuran panjang 305 cm, lebar 153 cm, dan tinggi 110 m. Nisan tersebut terbuat dari kayu bermotif suluran dengan bentuknya bulat silinder bersudut 8, berdiameter 26 cm. Bentuknya berupa kelopak bunga teratai. Temukan makam ini di belakang Masjid Syahabuddin,





Jembatan Siak berangka tahun 1899, berdiri di atas sungai yang diduga sebagai parit pertahanan kompleks istana. Jembatan ini berada sekitar 100 meter disebelah Tenggara kompleks Istana Siak Sri Indrapura.






Kapal Kato adalah kapal dengan panjang 12 m dan berat 15 ton. Kapal besi berbahan bakar batu bara ini adalah milik Sultan Siak yang digunakan untuk berkunjung ke daerah kekuasaannya. Temukan Monumen Kapal Kato ini di pinggir Sungai Siak.

1 komentar:

  1. Titanium Helix Earrings - Titsanium Artists
    Titanium titanium bike frame Helix earrings are a unique earrings created by titanium quartz the Tinkens, made titanium gold from brass. These two products schick quattro titanium are produced in Solingen with a natural  Rating: 3.4 · ‎18 votes · ‎£19.95 · titanium cross necklace ‎In stock

    BalasHapus